Selasa, 08 Maret 2011

YANG BERHAK MENJADI LATU di NEGERI TULEHU

Terjadi pemutar balikan sejarah di BUMI NUNUSAKU dari masa penjajahan Portugis sampai masa penjajahan Belanda berdampak pada ketidak puasan masyarakat di setiap Negeri Adat yang berada di BUMI NUNUSAKU ini tentang siapa sebernarnya yang berhak memimpin disetiap Negeri Adat ini. Tidak terkecuali di NEGERI TULEHU yang mana terjadi ketidak puasan masyarakat Adat Negeri terhadap kepemimpinan selama ini. Kalau melihat konsep menjajah maka sudah bisa dipastikan bahwa OHORELLA adalah Raja buatan penjajah. Karena ketika suatu daerah sudah ditaklukan dan dijajah maka secara otomatis penjajah akan menggantikan seluruh perangkat kepemimpinan dan digantikan oleh orang-orang yang setia kepada mereka (penjajah).

Berikut ini adalah sejarah singkat NEGERI TULEHU.

Pada tahun  ± 1240 sampai ± 1270 datang secara berangsur-angsur empat RUMATAU dari BANGSAWAN NUNUSAKU terdiri dari lima rombongan :

Empat RUMATAU Pertama:
  1. UPU LATU NUSA HUHUIN (UMARELLA)
  2. UPU LATU AMAN HUSAR (UMARELLA) 
  3. UPU LATU HARUA (TEHUHATUELLA)
  4. SABENAR LATU (TEHUPELASURY)
  5. AMA LATU EY (NAHUMARURY)
Maka terjadi kesepakatan pertama empat RUMATAU yang diikuti lima orang bersepakat yang memimpin keempat RUMATAU adalah UPU LATU NUSA HUHUIN (UMARELLA) dan beliau juga dikenal sebagai AMAN UPU’I yang dimelayukan menjadi MAHA RAJA YANG DIPERTUAN AGUNGKAN.

Dan pada tahun ± 1290 sampai ± 1310 datang juga secara berangsur-angsur empat RUMATAU kedua tapi bukan dari kalangan BANGSAWAN NUNUSAKU :

Empat RUMATAU Kedua:
  1. WAKAN (OHORELLA)
  2. LOUW (HUNUSALELLA)
  3. LAEN (TUASALAMONY)
  4. LATING (LESTALUHU)
Setelah empat RUMATAU kedua sudah mendiami BUMI HAUSUHA maka UPU LATU NUSA HUHUIN (UMARELLA) mengumpulkan mereka semua dan membuat satu kesepakatan yang disebut kesepakatan “MATAWARU”. MATA=RUMATAU sedangkan WARU=DELAPAN. Jadi kesepakatan MATAWARU adalah kesepakatan DELAPAN RUMATAU atau DELAPAN MATA RUMAH yang diikuti oleh SEMBILAN ORANG. Dari kesepakatan itu maka terjadi pembagian jabatan di NEGERI TULEHU. Empat RUMATAU Pertama mendapat jabatan sama seperti awal mereka datang dan dikelompokan sebagai KELOMPOK ADAT yaitu :
  1. UPU LATU NUSA HUHUIN (UMARELLA) (PEMIMPIN TERTINGGI) 
  2. UPU LATU AMAN HUSAR (UMARELLA)
  3. UPU LATU HARUA (TEHUHATUELLA)
  4. SABENAR LATU (TEHUPELASURY)
  5. AMA LATU EY (NAHUMARURY)
Sedangkan Empat RUMATAU kedua dikelompokan sebagai KELOMPOK AGAMA kebagian jabatan:
  1. PANDITA WAKAN (OHORELLA) (IMAM UZUR)
  2. PANDITA LOUW (HUNUSALELLA) (IMAM UZUR)
  3. PANDITA LAEN (TUASALAMONY) (IMAM UZUR)
  4. MODIM LATING (LESTALUHU)
DELAPAN RUMATAU yang berjumlah SEMBILAN ORANG ini mempunyai arti yang sangat luas dan salah satunya adalah PATASIWA dan PATARIMA.
PATARIMA adalah UPU LATU NUSA HUHUIN sebagai PEMIMPIN KELOMPOK ADAT
PATARIMA adalah UPU LATU NUSA HUHUIN sebagai PEMIMPIN KELOMPOK AGAMA
PATASIWA adalah UPU LATU NUSA HUHUIN sebagai LATU TERTINGGI sekaligus IMAM BESAR atau PEMIMPIN dua kelompok dan atau PEMIMPIN DELAPAN RUMATAU dan atau juga sebagai PEMIMPIN KEDELAPAN ORANG.

Dari kisah singkat diatas berarti sangatlah jelas bahwa YANG BERHAK MENJADI LATU di NEGERI TULEHU adalah yang BERMARGA UMARELLA. Mudah-mudahan ini bisa menjadi referensi sejarah di BUMI NUNUSAKU. Dilain kesempatan penulis akan mencoba menulis sejarah NEGERI TULEHU yang lebih terperinci dan mengapa ada keterkaitan dengan dua Negeri tetangga yaitu MOLOWAEL dan TIAL.

3 komentar:

  1. maaf,,boleh tau identitas resminya !!

    BalasHapus
  2. Kita harus sadar bahwa struktur raja menurut perda adalah raja"yg menjabat waktu kolonial belanda, krn mereka itu raja" itu memiliki bukti otentik n pakta yg tertulis yg terdaptar d pemerintah kabupaten maluku tengah, makanya kita sebagai masyarakat harus sadar n harus berbesar diri ntuk menerima itu semua....

    BalasHapus
  3. Kita harus sadar bahwa struktur raja menurut perda adalah raja"yg menjabat waktu kolonial belanda, krn mereka itu raja" itu memiliki bukti otentik n pakta yg tertulis yg terdaptar d pemerintah kabupaten maluku tengah, makanya kita sebagai masyarakat harus sadar n harus berbesar diri ntuk menerima itu semua....

    BalasHapus